Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

I've been thinking about this for a long time

 - I'm weird. In fact, many people doesn't catch my message from what I said. I can't express my idea in a structural way. Thus, I thought the way I communicate is different from others. - How could I lived in this kind of world? Me defines as a human. Human is a dignity creature. And that's how I taught by the world.
If I can't study abroad, I study at Universitas Indonesia at least. hahaha   Yuk, tetap menumbuhkan benih rasa penasaran di dalam diri meski rencana yang sudah dibuat semakin kabur. 

Just blowed up in my mind

I don't believe in marriage, even in love. I won't my life depends on someone’s. I truly hate that. I learnt from my parents' mistakes. I saw that devastating situation which blowed up my mind right now.  While I am in working, some guys came into my house. They looked like goons or messengers from my father's colleague. They demand my father from what he did in the way building his own company. I was eavesdropping their conversation. The point is my father have to pay notary's fee for canceling the create of company. I would explain that my father wasn't in the job. He is unemployment. He insists to create a company with aiming a notary would help him by promising after he managed his business deal. But my father's business hasn't been yet make a deal then the notary was impatient. She ordered those guys to demand my father would pay her fee. My father's debt was not only that. He has credit that must be paid off.  I would explain about my mom's

Technical issue is a real matter on job interview!

I've been having an headache since like 3 hours ago, when it supposed to be the best time for sharing my problem-solving experiences to my future employer. I'm still mad at myself. Why did this happen to me?  It was totally a mess. My video interview wasn't uploaded yet.  I was waiting for like 2 hours to be patience by refreshed the browser; off/on the connection in assuming it will solve my problem. The video alywas re-uploading after run into freeze a while. I was frustrated. In the beginning I wasn't take seriously this interview. I just want to have a job interview experience from multinational company. Despite I already had official job, I take it for granted. In fact, I wanted to advance my english skill, especially in public speaking.  Oh well. To be honest, I take it for seriously! I meant it! I really want to work in FMCG industry! (Please forgive me my current company :") I would still do my best, kok. Be a professional employee :)) Until it came to the

Something-List

Complete the work tasks before 15:00 (Western Indonesia Time) Learn Deutsche, an hour every after work! Sleep before 22:00  (Western Indonesia Time) Wake-up before 5:00, even when you no need to go to office! Learn English every Saturday. OK, Saturday is my sabbatical day.

Apa sih yang aku takutkan?

Takut, menghadapi teman-teman yang telah membantuku selama ini. Aku telah mengecewakan mereka dan selalu menghindar dari masalah. Kabur dan tidak ingin dihubungi. Aku malu atas kelakukan yang tidak bertanggungjawab ini. Setiap mengingat mereka saja, aku merasa ingin menyudahi saja hidupku. Benar-benar kurang ajar aku ini! Takut, kehilangan orang-orang terdekat, mama papaku lebih spesifiknya. Mereka berdua adalah orang yang selalu hadir meski selama ini aku berperan menjadi manusia antagonis. Well, aku sering bilang ga mau dengerin nasihat mereka. Sering marah ke mereka selama 6 minggu work from home ini. Aku juga sering menyampaikan pendapat dan keinginan yang inkonsisten. Jahat pokoknya. Takut, karir hanya sebatas tukang buat gambar dan video. Yes, tukang. Selama ini aku merasa hanya sebagai tukang bukan perancang konsep. Meski baru 4 bulan bekerja di perusahaan baru dan satu konsepku sudah dijadikan internal corporate campaign , tapi aku masih belum puas. Saat itu, konse

Inside My Mind

Aku ingin bebas. Aku ingin terbang. Aku ingin terlepas dari segala tuntutan. Aku ingin membuat sistemku sendiri. Aku ingin ... terbebas dari pikiranku saat ini. Selama ini aku merasa terlalu bermain aman, terlalu mempedulikan pendapat orang, terlalu memikirkan keadaan orang lain, tanpa sadar tidak merasakan keberadaan diri. Namun di lain hal, aku merasa aku terlalu egois, terlalu kerasa kepala, terlalu muna, terlalu mementingkan diri sendiri.  Selama dua minggu ini keadaan semakin mencekam. Memperparah kecemasanku. Seringkali aku memanggil mama dan papa tanpa alasan. Setelah memanggil mereka berulangkali, jiwa di dalam diriku terasa ringan. Sesaat sesak di dadaku terasa longgar. Kecemasanku sebenarnya bisa aku rasakan - bisa aku telusuri penyebabnya. Hanya aja, rasa sakit atas pengakuan diri terhadap masalah tersebut yang selalu menghalangiku untuk terus mengakuinya. Ketakutan adalah monster yang harus aku jinakkan. Ketakutan itu menjadikanku orang yang tidak ber

Obsesiku

Mengasah Pisau

Apa yang sekarang aku mulai adalah pikiran yang datang dengan tiba-tiba. Menulis. Mengetik lebih tepatnya. Minggu ini topik di kehidupanku dipenuhi dengan pandemik Covid-19, sehingga aku akan lebih sering berada di rumah dan membuka laptop dari pada beristirahat ataupun membersihkan rumah. Berada di dalam rumah mudah membuatku merasa tertekan. Aku memang introvert, namun jika berada di dalam ruangan aku akan merasa panik dan ingin sekali jalan-jalan. Betul, JALAN-JALAN! Namun pemerintah dan social mengharapkan agar masyarakatnya untuk stay di rumah sementara dengan harapan tidak menyebarkan dan membuat kasus Covid-19 semakin membesar. Sebagai warga negara yang peduli dengan sesamanya, aku berniat untuk bertahan di dalam rumah (Work From Home). Meski beberapa kali pergi ke kantor (Work From Office) supaya terlihat berdedikasi (masih masa probation dan tinggal beberapa hari lagi pengangkatan). Upaya yang aku lakukan untuk mereduksi kecemasan dan tertekanku tersebut, aku mulai pa

Music Brings Me Memories

Apakah kamu pernah merasakan hal ini, mendengarkan suatu lagu yang kemudian membawamu kembali merasakan keadaan di masa lalu? Setiap hari aku pasti mendengarkan lagu. Entah satu lagu yang kuputar dari Spotify atau sebagian lagu yang terngiang di kepalaku. Namun ada di mana saat aku kembali mendengarkan suatu lagu secara random, tiba-tiba menyiratkan keadaan masa lalu yang membuat badanku bereaksi. Bisa mual, deg-degan, dada terasa tertekan ataupun - rasa yang 'ah ini saat itu'. Hari ini aku ingin bercerita mengenai beberapa pengalamanku yang diwakilkan dengan lagu itu berdasarkan arsip music di laptop.  Duh mulai mual. 1. Epik High - Fly Aku mendengarkan lagu ini atas saran dari teman dari SMA di zaman awal masuk kehidupan perkuliahan (oke sepertinya aku akan memulai semua cerita-cerita ini dari awal kuliah). Saat itu kami masih bermain dengan teman-teman dari sekolah asal dan belum berbaur dengan teman baru. Hal pertama yang tersirat adalah kosan aw