Skip to main content

Mengasah Pisau


Apa yang sekarang aku mulai adalah pikiran yang datang dengan tiba-tiba.


Menulis.
Mengetik lebih tepatnya.

Minggu ini topik di kehidupanku dipenuhi dengan pandemik Covid-19, sehingga aku akan lebih sering berada di rumah dan membuka laptop dari pada beristirahat ataupun membersihkan rumah. Berada di dalam rumah mudah membuatku merasa tertekan. Aku memang introvert, namun jika berada di dalam ruangan aku akan merasa panik dan ingin sekali jalan-jalan. Betul, JALAN-JALAN!
Namun pemerintah dan social mengharapkan agar masyarakatnya untuk stay di rumah sementara dengan harapan tidak menyebarkan dan membuat kasus Covid-19 semakin membesar. Sebagai warga negara yang peduli dengan sesamanya, aku berniat untuk bertahan di dalam rumah (Work From Home). Meski beberapa kali pergi ke kantor (Work From Office) supaya terlihat berdedikasi (masih masa probation dan tinggal beberapa hari lagi pengangkatan). Upaya yang aku lakukan untuk mereduksi kecemasan dan tertekanku tersebut, aku mulai pada sebuah tulisan. Mungkin menulis bisa mampu menyalurkan segala pikiranku yang selalu meluap-luap ini.

Aku kembali melakukan rebranding pada blog lama milikku yang juga dulu juga dipenuhi dengan curhatan. Namun kali ini aku mempunyai misi, yaitu melatih kemampuan merangkai kata sesuai EYD dan tata Bahasa Indonesia yang baik. Objektifitas dari melatih menulis ini adalah bisa menulis satu halaman motivasi saat aku nanti melamar beasiswa ke Jerman (oke, aku optimis sekali ya ingin ke Jerman). Kenapa Jerman? Mungkin nanti aku bisa ceritakan di lain waktu.

Tidak hanya melatih kemampuan merangkai kata, aku juga sedang tertarik untuk memahami Google Trends dan belajar untuk membuat artikel berdasarkan SEO (haha aku sempat mengira ini adalah salah satu singkatan daru jabatan direksi). Aku mulai tertarik SEO saat aku berada di kantor baruku ini. Karena dekat dengan bagian marketing digital, aku semakin mengetahui seluk beluk social media.

Oke, aku masih belum tahu bagaimana membuat paragraf penutup.

Aku tutup saja dengan kalimat doa. Semoga aku dapat dengan lancar menulis sehingga kedepannya aku bisa percaya diri dengan keahlian yang aku miliki! Terima kasih.

Popular posts from this blog

Applying Indonesian Passport

- my obsession over going abroad and making a plan to go to singapore, visit my sister and her children - felt anxious and applied passport immigration impulsively despite my shabby financial management - my experience about going to immigration office in east jakarta. ---- Nowadays, I realized that I am always looking for people who is working or studying abroad or specifically living in Germany. Like two weeks ago I sent a direct message to a guy who is half Indonesian-German and living in Germany as a journalist. I also sent a message to an Indonesian guy in Quora who is studying and working in Berlin. He is studying media communication, as the subject that I'm interested in studying. And the latest, I asked a phone number of my best friend's friend who had a master degree in Germany. LOL But then the bad part of mine, after I sent them a message and then they replied, I hesitate to reply. It because of my anxiousness of not being capable to give them good questions or going

sedang merasa gagal

2017 adalah tahun di mana puncak saya merasa berhasil, dengan pencapaian dan pengalaman yang saya dapatkan.  2018 saya terjatuh hingga saat ini.  Saat ini saya sedang mencoba bangkit lagi dengan belajar dari kesalahan dan kebodohan yang sedang dijalani.